BAHASA
DAN ETNIK DAN FUNGSI BAHASA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Bahasa itu
beragam, artinya sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen dan mempunyai
latar belakang kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam. Keragaman bahasa baik dalam tataran fonologis, morfologis,
sintaksis, maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya
tidak persis sama dengan bahasa Jawa
yang digunakan di Pekalongan, di Banyumas, maupun yang digunakan di
Yogyakarta. Begitu juga bahasa Inggris yang digunakan di kota London tidak sama
dengan bahasa Inggris yang digunakan di Birmingham, di Kanada, di Australia,
maupun di Amerika.
Di
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, dan di bawah suku masih ada subsuku,
misalnya pada suku Batak terdapat subsuku Batak Karo, Dairi, Pak-Pak, dan
sebagainya. Dalam hal ini bahasa sering
dipakai sebagai ciri etnik atau identitas etnik. Istilah etnik mengacu pada kelompok yang
keanggotaanya berdasarkan keturunan yang ditandai dengan ciri-ciri fisik
relatif tetap, seperti warna kulit, rambut, hidung, dan sebagainya.Ada
pandangan yang menyatakan hubungan yang tetap dan pasti antara ciri- ciri fisik
suatu etnik dengan bahasa atau variasi tertentu. Sebagaimana ungkapan dalam
bahasa Indonesia “ Bahasa menunjukkan bangsa”. Ungkapan ini berarti tutur kata
seseorang akan menunjukkan bagaimana sifat dan watak orang itu, dari kalangan
mana dia. Dan jika kita konkretkan
maknanya, kita kadang-kadang bisa menerka dari tempat atau daerah orang
berasal, atau pekerjaannya, hanya dengan mendengarkan tutur orang. Orang yang
sedikit tahu tentang adanya dialek-dialek regional dalam bahasa akan segera
tahu dari mana lawan bicaranya, meskipun ada kemungkinan terkaannya salah,
dalam arti tidak selalu bahasa menunjukkan bangsa.
Ada
kecenderungan untuk mengaitkan bahasa
yang digunakan seseorang dengan daerah dari mana ia berasal. Tetapi tidak
selamanya terkaan itu benar. Kalaupun
benar masih lebih memungkinkan
jika bahasa yang digunakan
itu berfungsi sebagai alat
komunikasi antar etnik. Sehingga sangatlah
bijak jika kita tidak mempersoalkan bahasa apapun yang digunakan. Yang
penting kita dapat berkomunikasi dan
saling berbagi dengan perantaraan bahasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang
masalah tersebut dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana
bahasa dalam lingkungan Etnik
lain.
2. Apa fungsi
bahasa dalam masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Dari
rumusan masalah masalah di atas , maka rumusan tujuan penulisan ini adalah :
1. Mengetahui
bahasa dalam lingkungan etnik lain.
2. Mengetahui
fungsi bahasa dalam masyarakat.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan
makalah ini diharapkan dapat kontribusi pada pembelajaran sosiolinguistik dalam
hal sebagai berikut :
1. Memberikan
pemahaman tentang bahasa dalam lingkungan etnik lain.
2. Memberikan
pemahaman tentang fungsi bahasa dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu dalam lingkungan Etnik lain
Adanya
berbagai etnik dalam suatu negara dapat menimbulkan masalah kebahasaan,
terutama yang berkaitan dengan pengajaran. I Gusti Ketut Ranuh bertemu dengan
seseorang yang berlatar belakang bahasa Jawa.
Ditilik dari namanya, Beliau adalah orang Bali yang tentu saja berbeda dengan orang Jawa.
Perkenalan itu diawali dengan memakai bahasa Indonesia, dan segera berubah dengan bahasa Jawa halus (krama dan krama
inggil). Ternyata bahasa Jawa yang digunakan
Pak Ketut cukup mengecoh pandangan orang Jawa terhadap beliau. Sebagian
orang Jawa dapat berkata, “tidak
mengira beliau orang Bali”, atau “saya
kira dia orang Jawa”. Ternyata beliau pernah bersekolah dan bekerja di Jawa,
atau tepatnya dalam masyarakat berbahasa Jawa dalam beberapa tahun.
Banyak
sekali orang Negro yang sudah beberapa generasi berada di Amerika Serikat,
sudah kehilangan bahasa ibunya. Bahasa Inggris orang-orang Negro dalam banyak
hal menunjukkan ciri yang tidak ada dalam bahasa Inggris orang kulit putih. Dalam
suatu percobaan sekelompok pendengar diminta menilai dua buah rekaman A adalah
rekaman dari suara bahasa Inggris orang kulit hitam, dan B adalah dari orang
kulit putih. Ternyata penilai terkecoh. Yang sebenarnya adalah A berisi tuturan
orang kulit putih yang sudah lama berbaur dengan kelompok Negro, dan B adalah
berisi tuturan orang kulit hitam yang telah lama bergaul dalam masyarakat kulit
putih.
Percobaan
ini menunjukkan bahwa :
1. Kesan perbedaan antara bahasa Inggris yang dipakai oleh
etnik kulit putih dengan bahasa Inggris yang pergunakan oleh etnik Negro
berdasarkan ujaran mereka yang menunjukkan, tutur ras hitam dan ras putih
memiliki semacam realitas bagi banyak orang Amerika.
2. Cara orang berbicara,
yang berbeda bukan disebabkan oleh karena mereka orang kulit hitam atau
orng kulit putih. Yang sebenarnnya terjadi adalah penutur-penutur itu mengambil
alih ciri linguistik orang-orang yang hidup rapat dengan meraka. Dengan
demikian dasar perbedaan bukan karena warna kulit, melainkan lingkungan bahasa.
Pola yang mereka ambil alih adalah pola kelompok yang dominan di tempat itu.
3. Ras dan tanda-tanda fisiologis seharunya tidak selalu
bisa dipakai sebagai dasar perbedaan bahasa. Sebabnya adalah setia etnik tertentu akan berubah dalam waktu tertentu
pula.
B. Bahasa dan Ragam
Bahasa sebagai Ciri Pembeda.
Tidak selalu ada hubungan antara
bahasa dengan etnik. Tetapi benar dalam
banyak hal bahasa merupakan faktor penting bahkan ciri esensial dari
keanggotaan etnik sebagai kenyataan sosial. Misalnya kita tidal begitu tepat
mengatakan orang Bali berbahsa Bali dan orang Minang berbahasa Minang, lebih
tepat adalah jika kita mengatakan penutur asli bahasa Bali biasanya dianggap
orang Bali(paling tidak oleh orang Bali yang lain) apapun kebangsaan mereka.
Bahasa
sebagai ciri pembeda keanggotaan etnik
lazim ditemukan di seluruh dunia. Di Jakarta misalnya kita dpatkan sekian
banyak bahasa daera, diantaranya bahasa Jawa, Sunda, Batak, Minang, di samping
dialek Jakarta dan bahsa Indonesia. Pada umumnya orang akan menyatakan diri
sebagai anggota sesuatu etnik atau suku
tertentu dengan ciri penting bahasa ibunya. Boleh jadi seseorang akan
mengatakan “ saya orang Batak” karena bahsa
ibunya bahasa Batak. Atau seseorang segera mendapat cap “ orang Batak”
kalau dia berbicara dalam bahasa Batak. Tidak menjadi soal apakah dia lahir di
Jakarta atau Medan. Etnik menjadi
identitas mereka meskipun masih ada ciri-ciri lain, misalnya agama,
sejarah,kebudayaan, adat istiadat, atau
mungkin juga fisik.
Kadang-kadang
merupakan suatu kebanggaan atau kebahagiaan tersendiri jika orang-orang sesama
suku dapat berkumpul, sekedar berbicara dalam bahasa daerah mereka.
Ragam bahasa suatu bahasa, juga bisa
dipakai sebagai identitas etnik. Hal ini dimungkinkan sebagai mekanisme
mempertahankan dialek kelas sosial, atau
faktor sikap yang menganggap dirinya berasal dari kelompok sosial
tertentu. Sebagai contoh adalah orang-orang dari berbagai suku, yang
masing-masing mempunyai bahasa daerah memakai bahasa Indonesia jika berbicara
terhadap suku lain. Bahasa Indonesia setiap suku kadang-kadang dipengaruhi oleh
bahasa daerahnya, sehingga menggambarkan ragam tertentu. Ciri ragam itu mungkin
tidak terlalu kelihatan pada kosakata
yang dipakai penutur, melainkan oleh ciri fnetik atau lafal. Pengucapan
e-(pepet) menjadi e-(taling) biasa dilakukan oleh etnik Batak. Pengucapan
t-dental menjadi T-postdental menjadi ciri etnik Bali, pengucapan bunyi d yang terasa “berat” memberi ciri bahas
Indonesianya orang Jawa.
C. Masyarakat Aneka
Bahasa.
Masyarakat aneka bahasa atau masyarakat
multilingual (multilingual Society) adalah masyarakat yang mempunyai beberapa
bahasa. Masyarakat demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa
dikatakan sebagai masyarakat majemuk (plural society). Kebanyakan negara memiliki lebih dari satu bahasa ibu dalam
wilayah yang dihuni bangsa itu, bahkan bangsa Indonesia mempunyai lebih dari 500 bahasa.
Istilah
minoritas bahasa (Linguistic minority), yaitu sekelompok penutur yang mempunyai
suaru ragam bahasa asli bukan bahasa resmi, yang tidak dominan atau menjadi
guyup di negara di tempat mereka tinggal. Minoritas ini kadang-kadang jumlahnya
lebih dari satu, kadang-kadang jumlahnya kecil, tetapi tidak jarang jumlahnya
besar juga. Jika jumlah minoritas itu relatif besar, ada kemungkinan di negara
itu muncul lebih dari satu bahasa resmi.
Jika minoritas itu kecil atau kurang berpengaruh, bahasa minoritas itu kecil
kemungkinannya akan menjadi bahasa resmi.
D. Fungsi Bahasa
dalam Masyarakat
Dalam arti paling sederhana kata
fungsi dipandang sebagai padanan kata penggunaan. Kata fungsi mengarah kepada
keperluan apa saja bahasa itu digunakan manusia. Halliday merinci ada tujuh
fungsi bahasa, yaitu fungsi interaksional, personal, regulatoris, instrumental,
representasional, imajinatif, dan heuristis.
Secara ringkas,
uraian ketujuh fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
·
Fungsi
instrumental bertujuan untuk melakukan sesuatu. Orientasi ini bertumpu pada mitra tutur saja. Fungsi ini
mengingatkan apa yang dikenal dengan
perintah.
·
Fungsi
regulasitoris, berfungsi sebagai
pengawas atau penratur peristiwa. Fungsi ini merupakan kontrol sosial.
·
Fungsi
representasional, berfungsi sebagai pembuat pernyataan, penyampai fakta,
penjelas dan pemberitahu kejadian nyata sebagaimana dilihat dan dialami orang.
Yang menjadi fokus fungsi ketiganya adalah topik apa saja yang disampaikan,
atau apa yang dikenal dengan berita.
·
Fungsi
interaksional, adalah fungsi yang mengacu pada pembinaan mempertahankan
hubungan sosial antar penutur dengan menjaga kelangsungan komunikasi.
·
Fungsi
personal adalah fungsi pengungkap perasaan, emosi, dan isi hati seseorang.
Orientasi fungsi terakhir ini tertuju
pada penuturnya sendiri.
·
Fungsi
heuristis adalah sebagai pemertanya yang berfungsi untuk memperoleh
pengetahuan.
·
Fungsi
imajinatif adalah sebagai pencipta sistem, gagasan, atau kisah imajinatif.
Dari uraian mengenai fungsi bahasa
yang dikemukakan oleh Halliday, dalam setiap fungsinya penggunaan bahasa cenderung menonjol salah satunya tanpa
menghilangkan ungsi yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ungkapan “Bahasa menunjukkan bangsa”memberi petunjuk
bahwa tutur kata seseorang akan menunjukkan bagaimana sifat dan watak orang
itu, dari kalangan mana dia.
2. Etnik mengacu kepada kelompok yang keanggotaannya
berdasarkan asal-usul keturunan yang ditandai ciri-ciri relatif tetap, seperti
warna kulit, rambut, hidung dan sebagainya.
3. Individu dalam lingkungan etnik lain akan mengambil alih
ciri linguistik orang-orang yang hidup rapat dengan mereka. Dengan demikian
dasar perbedaan bukan karena warna
kulit, melainkan lingkungan bahasa kelompok yang dominan di tempat itu.
4. Masalah individu dalam kelompok adalah penguasaan bahasa.
Ada dua motivasi, pertama motivasi instrumental, yaitu motivasi belajar bahasa
karena menganggap bahasa sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sesuatu.
Motivasi kedua, motivasi integrasi, menganggap bahasa yang dipelajari sebagai
sarana untuk mengintegrasikan diri ke dalam masyarkat baru yang akan dimasuki.
5. Fungsi bahasa berkaitan dengan hubungan-hubungan yang
bersifat referensial atau simbolik. Penggunaan bahasa cenderung tertonjol oleh
salah satu fungsi tanpa menghilangkan fungsi yang lainnya.
6. Antara bahasa
dan etnik dengan fungsi bahasa keduanya
menunjukkan bangsa. Bagaimana seseorang
berbahasa adalah menunjukan kepribadian
suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Aslinda,
M.Hum. Dra.Leni Syafyahya,M.Hum. “ Pengantar Sosiolinguistik” Refika Aditama. Bandung. 2007
2.
M.Rafiek,
M.Pd. “Sosiolinguistik” Kajian Multidisipliner. Universitas Negeri Malang(UM
Press).Surabaya. 2009
3.
Abdul
Khair.”Linguistik Umum” .Rineka Cipta. Jakarta. 2007
4.
M.Rafiek,
M.Pd. “Dasar-Dasar Sosiolinguistik”. Pustaka
Prisma. 2010
5.
Chaer,
Abdul dan Agustina,Leonie.Rineka Cipta. Jakarta.2008
JM Gaming Casino - Hotel Spa & Casino in San Jose, CA - Mandara
BalasHapusJM Gaming is a San Jose casino in the Valley 수원 출장안마 of San Jose located just 순천 출장마사지 north of Tenderlo Park. The 서산 출장마사지 casino features 제천 출장샵 over 2,500 slot machines and 인천광역 출장샵 a