Minggu, 19 April 2015

BAHASA DAN ETNIK FUNGSI BAHASA



 BAHASA DAN ETNIK DAN  FUNGSI BAHASA  
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
          Bahasa itu beragam, artinya sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen dan mempunyai latar belakang kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam.  Keragaman bahasa  baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya tidak persis sama dengan bahasa Jawa  yang digunakan di Pekalongan, di Banyumas, maupun yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Inggris yang digunakan di kota London tidak sama dengan bahasa Inggris yang digunakan di Birmingham, di Kanada, di Australia, maupun di Amerika.
          Di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, dan di bawah suku masih ada subsuku, misalnya pada suku Batak terdapat subsuku Batak Karo, Dairi, Pak-Pak, dan sebagainya. Dalam hal ini bahasa  sering dipakai sebagai ciri etnik atau identitas etnik.  Istilah etnik mengacu pada kelompok yang keanggotaanya berdasarkan keturunan yang ditandai dengan ciri-ciri fisik relatif tetap, seperti warna kulit, rambut, hidung, dan sebagainya.Ada pandangan yang menyatakan hubungan yang tetap dan pasti antara ciri- ciri fisik suatu etnik dengan bahasa atau variasi tertentu. Sebagaimana ungkapan dalam bahasa Indonesia “ Bahasa menunjukkan bangsa”. Ungkapan ini berarti tutur kata seseorang akan menunjukkan bagaimana sifat dan watak orang itu, dari kalangan mana dia.  Dan jika kita konkretkan maknanya, kita kadang-kadang bisa menerka dari tempat atau daerah orang berasal, atau pekerjaannya, hanya dengan mendengarkan tutur orang. Orang yang sedikit tahu tentang adanya dialek-dialek regional dalam bahasa akan segera tahu dari mana lawan bicaranya, meskipun ada kemungkinan terkaannya salah, dalam arti tidak selalu bahasa menunjukkan bangsa.
          Ada kecenderungan untuk mengaitkan  bahasa yang digunakan seseorang dengan daerah dari mana ia berasal. Tetapi tidak selamanya terkaan itu benar. Kalaupun  benar masih lebih memungkinkan  jika bahasa yang digunakan  itu  berfungsi sebagai alat komunikasi antar etnik. Sehingga sangatlah  bijak jika kita tidak mempersoalkan bahasa apapun yang digunakan. Yang penting kita dapat berkomunikasi  dan saling berbagi dengan perantaraan bahasa.
B. Rumusan Masalah
          Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut  dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.  Bagaimana bahasa  dalam lingkungan  Etnik  lain.           
2.  Apa fungsi bahasa dalam masyarakat


C. Tujuan Penulisan
          Dari rumusan masalah masalah di atas , maka rumusan tujuan penulisan ini adalah :
1.   Mengetahui bahasa dalam lingkungan etnik lain.
2.   Mengetahui fungsi bahasa dalam masyarakat.

D.  Manfaat  Penulisan
          Penulisan makalah ini diharapkan dapat kontribusi pada pembelajaran sosiolinguistik dalam hal  sebagai berikut :
1.  Memberikan pemahaman tentang bahasa dalam lingkungan etnik lain.
2.  Memberikan pemahaman tentang fungsi bahasa dalam masyarakat.
                       


















BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu dalam lingkungan Etnik lain
Adanya berbagai etnik dalam suatu negara dapat menimbulkan masalah kebahasaan, terutama yang berkaitan dengan pengajaran. I Gusti Ketut Ranuh bertemu dengan seseorang yang berlatar belakang bahasa Jawa.  Ditilik dari namanya, Beliau adalah orang Bali yang  tentu saja berbeda dengan orang Jawa. Perkenalan itu diawali dengan memakai bahasa Indonesia, dan segera berubah  dengan bahasa Jawa halus (krama dan krama inggil). Ternyata bahasa Jawa yang digunakan  Pak Ketut cukup mengecoh pandangan orang Jawa terhadap beliau. Sebagian orang Jawa  dapat berkata, “tidak mengira  beliau orang Bali”, atau “saya kira dia orang Jawa”. Ternyata beliau pernah bersekolah dan bekerja di Jawa, atau tepatnya dalam masyarakat berbahasa Jawa dalam beberapa tahun.
Banyak sekali orang Negro yang sudah beberapa generasi berada di Amerika Serikat, sudah kehilangan bahasa ibunya. Bahasa Inggris orang-orang Negro dalam banyak hal menunjukkan ciri yang tidak ada dalam bahasa Inggris orang kulit putih. Dalam suatu percobaan sekelompok pendengar diminta menilai dua buah rekaman A adalah rekaman dari suara bahasa Inggris orang kulit hitam, dan B adalah dari orang kulit putih. Ternyata penilai terkecoh. Yang sebenarnya adalah A berisi tuturan orang kulit putih yang sudah lama berbaur dengan kelompok Negro, dan B adalah berisi tuturan orang kulit hitam yang telah lama bergaul dalam masyarakat kulit putih.
Percobaan ini menunjukkan bahwa :
1.      Kesan perbedaan antara bahasa Inggris yang dipakai oleh etnik kulit putih dengan bahasa Inggris yang pergunakan oleh etnik Negro berdasarkan ujaran mereka yang menunjukkan, tutur ras hitam dan ras putih memiliki semacam realitas bagi banyak orang Amerika.
2.      Cara orang berbicara,  yang berbeda bukan disebabkan oleh karena mereka orang kulit hitam atau orng kulit putih. Yang sebenarnnya terjadi adalah penutur-penutur itu mengambil alih ciri linguistik orang-orang yang hidup rapat dengan meraka. Dengan demikian dasar perbedaan bukan karena warna kulit, melainkan lingkungan bahasa. Pola yang mereka ambil alih adalah pola kelompok yang dominan di tempat itu.
3.      Ras dan tanda-tanda fisiologis seharunya tidak selalu bisa dipakai sebagai dasar perbedaan bahasa. Sebabnya adalah setia etnik  tertentu akan berubah dalam waktu tertentu pula.
B. Bahasa dan Ragam Bahasa sebagai Ciri Pembeda.
          Tidak selalu ada hubungan antara bahasa dengan etnik. Tetapi benar  dalam banyak hal bahasa merupakan faktor penting bahkan ciri esensial dari keanggotaan etnik sebagai kenyataan sosial. Misalnya kita tidal begitu tepat mengatakan orang Bali berbahsa Bali dan orang Minang berbahasa Minang, lebih tepat adalah jika kita mengatakan penutur asli bahasa Bali biasanya dianggap orang Bali(paling tidak oleh orang Bali yang lain) apapun  kebangsaan mereka.
         Bahasa sebagai ciri pembeda keanggotaan  etnik lazim ditemukan di seluruh dunia. Di Jakarta misalnya kita dpatkan sekian banyak bahasa daera, diantaranya bahasa Jawa, Sunda, Batak, Minang, di samping dialek Jakarta dan bahsa Indonesia. Pada umumnya orang akan menyatakan diri sebagai  anggota sesuatu etnik atau suku tertentu dengan ciri penting bahasa ibunya. Boleh jadi seseorang akan mengatakan “ saya orang Batak” karena bahsa  ibunya bahasa Batak. Atau seseorang segera mendapat cap “ orang Batak” kalau dia berbicara dalam bahasa Batak. Tidak menjadi soal apakah dia lahir di Jakarta   atau Medan. Etnik menjadi identitas mereka meskipun masih ada ciri-ciri lain, misalnya agama, sejarah,kebudayaan, adat  istiadat, atau mungkin juga fisik.
          Kadang-kadang merupakan suatu kebanggaan atau kebahagiaan tersendiri jika orang-orang sesama suku dapat berkumpul, sekedar berbicara dalam bahasa daerah mereka.
         Ragam bahasa suatu bahasa, juga bisa dipakai sebagai identitas etnik. Hal ini dimungkinkan sebagai mekanisme mempertahankan dialek kelas sosial, atau  faktor sikap yang menganggap dirinya berasal dari kelompok sosial tertentu. Sebagai contoh adalah orang-orang dari berbagai suku, yang masing-masing mempunyai bahasa daerah memakai bahasa Indonesia jika berbicara terhadap suku lain. Bahasa Indonesia setiap suku kadang-kadang dipengaruhi oleh bahasa daerahnya, sehingga menggambarkan ragam tertentu. Ciri ragam itu mungkin tidak terlalu kelihatan pada  kosakata yang dipakai penutur, melainkan oleh ciri fnetik atau lafal. Pengucapan e-(pepet) menjadi e-(taling) biasa dilakukan oleh etnik Batak. Pengucapan t-dental menjadi T-postdental menjadi ciri etnik Bali, pengucapan bunyi d  yang terasa “berat” memberi ciri bahas Indonesianya orang Jawa.
C. Masyarakat Aneka Bahasa.
Masyarakat aneka bahasa atau masyarakat multilingual (multilingual Society) adalah masyarakat yang mempunyai beberapa bahasa. Masyarakat demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk  masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat majemuk (plural society). Kebanyakan negara  memiliki lebih dari satu bahasa ibu dalam wilayah yang dihuni bangsa itu, bahkan bangsa Indonesia mempunyai  lebih dari 500 bahasa.
Istilah minoritas bahasa (Linguistic minority), yaitu sekelompok penutur yang mempunyai suaru ragam bahasa asli bukan bahasa resmi, yang tidak dominan atau menjadi guyup di negara di tempat mereka tinggal. Minoritas ini kadang-kadang jumlahnya lebih dari satu, kadang-kadang jumlahnya kecil, tetapi tidak jarang jumlahnya besar juga. Jika jumlah minoritas itu relatif besar, ada kemungkinan di negara itu muncul lebih dari  satu bahasa resmi. Jika minoritas itu kecil atau kurang berpengaruh, bahasa minoritas itu kecil kemungkinannya akan menjadi bahasa resmi.

D. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
          Dalam arti paling sederhana kata fungsi dipandang sebagai padanan kata penggunaan. Kata fungsi mengarah kepada keperluan apa saja bahasa itu digunakan manusia. Halliday merinci ada tujuh fungsi bahasa, yaitu fungsi interaksional, personal, regulatoris, instrumental, representasional, imajinatif, dan heuristis.
Secara ringkas, uraian ketujuh fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
·    Fungsi instrumental bertujuan untuk melakukan sesuatu. Orientasi ini  bertumpu pada mitra tutur saja. Fungsi ini mengingatkan  apa yang dikenal dengan perintah.
·    Fungsi regulasitoris, berfungsi sebagai  pengawas atau penratur peristiwa. Fungsi ini merupakan kontrol sosial.
·    Fungsi representasional, berfungsi sebagai pembuat pernyataan, penyampai fakta, penjelas dan pemberitahu kejadian nyata sebagaimana dilihat dan dialami orang. Yang menjadi fokus fungsi ketiganya adalah topik apa saja yang disampaikan, atau apa yang dikenal dengan berita.
·    Fungsi interaksional, adalah fungsi yang mengacu pada pembinaan mempertahankan hubungan sosial antar penutur dengan menjaga kelangsungan komunikasi.
·    Fungsi personal adalah fungsi pengungkap perasaan, emosi, dan isi hati seseorang. Orientasi  fungsi terakhir ini tertuju pada penuturnya sendiri.
·    Fungsi heuristis adalah sebagai pemertanya yang berfungsi untuk memperoleh pengetahuan.
·    Fungsi imajinatif adalah sebagai pencipta sistem, gagasan, atau kisah imajinatif.
Dari uraian mengenai fungsi  bahasa  yang dikemukakan oleh Halliday, dalam setiap fungsinya penggunaan  bahasa cenderung menonjol salah satunya tanpa menghilangkan ungsi  yang lainnya.




























BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.      Ungkapan “Bahasa menunjukkan bangsa”memberi petunjuk bahwa tutur kata seseorang akan menunjukkan bagaimana sifat dan watak orang itu, dari kalangan mana dia.
2.      Etnik mengacu kepada kelompok yang keanggotaannya berdasarkan asal-usul keturunan yang ditandai ciri-ciri relatif tetap, seperti warna kulit, rambut, hidung dan sebagainya.
3.      Individu dalam lingkungan etnik lain akan mengambil alih ciri linguistik orang-orang yang hidup rapat dengan mereka. Dengan demikian dasar perbedaan bukan  karena warna kulit, melainkan lingkungan bahasa kelompok yang dominan di tempat itu.
4.      Masalah individu dalam kelompok adalah penguasaan bahasa. Ada dua motivasi, pertama motivasi instrumental, yaitu motivasi belajar bahasa karena menganggap bahasa sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sesuatu. Motivasi kedua, motivasi integrasi, menganggap bahasa yang dipelajari sebagai sarana untuk mengintegrasikan diri ke dalam masyarkat baru yang akan dimasuki.
5.      Fungsi bahasa berkaitan dengan hubungan-hubungan yang bersifat referensial atau simbolik. Penggunaan bahasa cenderung tertonjol oleh salah satu fungsi tanpa menghilangkan fungsi yang lainnya.
6.      Antara    bahasa dan etnik dengan fungsi bahasa  keduanya menunjukkan  bangsa. Bagaimana seseorang berbahasa adalah menunjukan  kepribadian suatu bangsa.






















DAFTAR PUSTAKA
1.      Aslinda, M.Hum. Dra.Leni Syafyahya,M.Hum. “ Pengantar Sosiolinguistik” Refika  Aditama. Bandung. 2007
2.      M.Rafiek, M.Pd. “Sosiolinguistik” Kajian Multidisipliner. Universitas Negeri Malang(UM Press).Surabaya. 2009
3.      Abdul Khair.”Linguistik Umum” .Rineka Cipta. Jakarta. 2007
4.      M.Rafiek, M.Pd. “Dasar-Dasar Sosiolinguistik”. Pustaka  Prisma. 2010
5.      Chaer, Abdul dan Agustina,Leonie.Rineka Cipta. Jakarta.2008

1 komentar:

  1. JM Gaming Casino - Hotel Spa & Casino in San Jose, CA - Mandara
    JM Gaming is a San Jose casino in the Valley 수원 출장안마 of San Jose located just 순천 출장마사지 north of Tenderlo Park. The 서산 출장마사지 casino features 제천 출장샵 over 2,500 slot machines and 인천광역 출장샵 a

    BalasHapus